Digital memang sudah menguasai pasar dunia. Sekarang orang-orang seolah udah punya hidup kedua dengan alat-alat digital. Kalo dulu, anak-anak SD nyari tugasnya guntingin gambar-gambar atau artikel di koran dan lemnya pake nasi (pengalaman), sekarang kaya gitu udah jauh tertinggal. Sekarang anak-anak sekolah udah canggih pake internet. Bahkan di sekolah-sekolah mahal udah berlaptop semua. Semua orang berlomba untuk mendapatkan hidup yang lebih praktis dan mobile.
Yang namanya dunia digital memang milik semua umur. Yang paling lumrah untuk penggunaan digital saat ini adalah handphone. Bisa dilihat kalangan apapun sekarang punya handphone. Apalagi gadget yang satu ini sekarang tidak terlepas dari koneksi internet plus aplikasi jejaring sosial masa kini, seperti facebook dan twitter. Orang Indonesia menduduki peringkat nomor dua terbesar pengguna Facebook dan peringkat ketiga terbesar pengguna Twitter. Bahkan ada masyarakat yang membeli handphone tertentu karena ada aplikasi khusus untuk facebook dan twitter tanpa harus masuk ke browser lagi.
Masyarakat Indonesia seperti dikatakan dalam sebuah seminar digital marketing, adalah BIG, CRAZY, and YOUNG. BIG yaitu jumlah penduduk Indonesia yang banyak. CRAZY yaitu masyarakat Indonesia selalu tergila-gila dengan hal-hal baru yang masuk ke Indonesia seperti waktu pertama kali friendster atau facebook masuk ke Indonesia. Kalau mau yang lebih konkrit lagi sih, kita bisa liat video Sinta dan Jojo dan Briptu Norman yang meledak di Indonesia. Padahal biasa aja tapi tanggapan dari masyarakat dan media Indonesia yang begitu fantastis. Selanjutnya, YOUNG yaitu masyarakat Indonesia masih terbilang muda dalam perkembangan teknologi makanya jiwa keingintahuan akan hal baru sangatlah besar.
Ada beberapa pihak yang memanfaatkan sifat dari masyarakat Indonesia tersebut untuk menggerakan dunia digital di Indonesia. Misalnya, penjualan RBT sebuah lagu di Indonesia bisa mencapai 1 triliun rupiah, jauh lebih rendah dibanding hasil penjualan tiket konser seorang artis yaitu 1 milyar rupiah. Selain itu, untuk penjualan CD bajakan juga mencapai angka yang besar senilai 2 trilliun dibanding original CD yaitu kurang dari 1 milyar rupiah. Angka-angka di atas menunjukan bahwa masyarakat Indonesia lebih suka dengan sesuatu yang berbau praktis dan cepat. Ya dengan kata lain, Indonesia ngga mau susah meskipun memang jauh lebih ngirit uang.
Hal lain juga dialami oleh para TKI di luar negeri. Mereka juga bela-belain beli handphone yang ada televisinya. Alasannya adalah mereka sangat ingin menonton channel Indonesia yang menayangkan Sinetron Indonesia . Menurut info yang ada, harga handphone tersebut tidaklah murah tapi mereka tetap membelinya. Ada lagi sebuah toko yang bernama Tesco di korea. Tesco adalah toko yang hampir mirip dengan Hypermart atau Carefour di Indonesia). Tesco menggunakan teknologi Visual Store yang diletakan di tempat-tempat strategis seperti subway. Hal ini dikarenakan orang-orang Korea tidak mempunyai waktu yang banyak untuk berbelanja kebutuhan mereka sehari-hari. Klik disini untuk melihat Tesco : Visual Store in South Korea dan perhatikan bagaimana cara mereka berbelanja. Apakah Indonesia mampu menyamai Korea Selatan?
Nah, beda lagi dengan cara marketing sebuah film bioskop yang dilakukan oleh Dream Works Animation. Saya baru pertama kali melihat marketing yang fantastis oleh sebuah production house melalui trailer di Youtube. Kilk disini untuk melihat Jack Black Youtube Epicness ! (ikuti petunjuk yang diberikan orang dalam video, jika bingung tanya saya. Dijamin anda akan tercengang melihat video di atas).
Bisa dibilang zaman sekarang adalah Consumer Power. Perusahaan-perusahaan pun berlomba-lomba untuk mengerti keinginan konsumen yang mereka ingin wujudkan dalam setiap produk yang dijual. Sekarang televisi juga sudah banyak ditinggal karena orang-orang lebih tertarik dengan internet.
2 komentar:
menarik. Tp syg, gue lg pk hp. Ga bs liat yutubnya. He
lo harus liat dhay,kreatif soalnya
Posting Komentar