![]() |
sumber : internet |
Mayarakat Bajo menitikberatkan keturunan dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Menurut mereka, anak cucu adalah visi masa depan mereka. Mereka beranggapan dengan adanya seorang anak (terutama anak sulung) bias mengangkat derajat kehidupan mereka. Dalam kehidupan orang Bajo, tidak baik bila pasangan suami istri tidak mempunyai anak. Bila pasangan ini tidak mempunyai anak, lingkungan disekitar mereka akan bingung memanggil nama mereka. Suami dan istri di masyarakat Bajo juga tidak memanggil suami atau istrinya dengan nama kecilnya. Biasanya suami istri ini akan dipanggil sebagai Paman Piana dan Bibi Piana. Seorang istri yang menyebut nama suaminya dianggap katula. Didalam kehidupan sehari-hari, perasaaan hormat kepada yng lebih tua sudah ditanamkan sejak dini. Orang tua mengajarkan istilah-istilah panggilan sesuai dengan kelompok-kelompok saudara. Bares (kelompok paman-paman yang lebih tua daripada orangtuanya), Bares Pua (paman-paman, bibi-bibi, saudara-saudara, sepupu), Danakang (saudara laki-laki dan perempuannya), Ndi (adik-adiknya), Ka (kakak-kakaknya), Puto (sepupu perempuannya dan sepupu laki-lakinya dari Ayah).