Bukit Teletubies, Padang Savana |
Meskipun aktivitas trekking gunung sifatnya into the wild dan petualangan tapi yang
namanya fisik itu tetap harus dijaga. Perlindungan fisik selama mendaki juga
tidak hanya dari dalam tubuh, yaitu dengan makan-makanan yang bergizi untuk
kekuatan tubuh. Tetapi kita juga perlu mengonsumsi perlindungan dari luar demi
menjaga kulit tubuh, seperti misalnya pemakaian sunblock SPF agak tinggi selama mendaki Rinjani. Penggunaan
sunblock sangat disarankan karena rata-rata pendaki baik saat naik atau turun gunung
pasti melewati siang hari. Hal ini sangat berguna untuk mewaspadai kulit
terbakar meskipun mungkin cuaca Rinjani di siang hari tidak selamanya panas.
![]() |
Rekomendasi Sunblock Wajah |
Setiap pagi sebelum mulai pendakian, saya selalu menggunakan
dua sunblock yang berbeda. Ada yang untuk wajah dan ada yang untuk kulit.
Mungkin perempuan lebih peduli daripada laki-laki kalau masalah kulit. Tapi
kalau terlalu cuek juga tidak baik. Buat mereka yang malas pakai sunblock,
siap-siap Rinjani membakar tubuhmu.
Baju lengan panjang dan celana panjang memang lebih nyaman
untuk dipakai selama pendakian. Ya, sekali lagi, bagi yang mau tanning gratis
ala pendaki-pendaki bule, boleh saja pakai kaos lengan pendek dan hot pants! hehehe. Karena banyak bule yang cuek aja padahal panas dan debu Rinjani itu sangat
menyebalkan. Bahkan saya pernah liat bule ber-tanktop tanpa bra saat ingin pergi dari Segara Anak. Topi, slayer, buff, dan kacamata juga perlu dibawa dan dipakai saat mendaki. Ingat sekali waktu saya pertama kali membersihkan hidung dengan sehelai tisu ketika sedang beristirahat di pos 1. Saya agak kaget dan setengah percaya kalau tisu itu langsung menghitam. Ternyata lubang hidung saya udah kaya knalpot. Ini mungkin karena saya jarang menggunakan penutup hidung selama mendaki. Serba salah juga sebenarnya kalau pakai slayer, saputangan, atau masker untuk menutup bagian pipi dan hidung karena nafas juga sesak. Intinya kita juga harus bisa menyesuaikan pemakaian alat-alat yang kita perlukan sesuai kebutuhan.
![]() |
Buff Pelindung Wajah, Kuping, dan Leher |
Potong kuku sebelum mendaki. Berjam-jam mendaki di Rinjani tidak hanya membuat hidung menjadi knalpot dan muka cemong tetapi juga kuku-kuku kotor. Karena tangan kita tidak jarang berpegangan kiri kanan batu atau mungkin terperosot ketika mendaki. Maka dari itu, jangan aneh kalau nanti kuku jadi coklat-coklat hitam apalagi yang kukunya panjang-panjang.
![]() |
Botol Splash |
Oia, waktu itu satu botol hand sanitizer saya, habis terpakai sampai saya pulang ke Jakarta. Alasannya karena tiap kali tiba di camping ceria, saya dan teman-teman langsung bersihin tangan pakai hand sanitizer. Hand sanitizer dan tisu kering setidaknya bisa mengurangi penggunaan tisu basah yang lebih urgent digunakan untuk membersihkan wajah, alat-alat masak, dan buang air. Tips lain untuk perempuan yang mungkin agak mau ribet sedikit, sediain botol semprot ukuran kecil berisi air mentah yang saya sebut "splash-splash". Saya sendiri waktu itu pakai semprotan splash-splash ini untuk membersihkan dan menyegarkan wajah yang sudah kotor. Kemudian lap wajah pakai tisu kering. Sebotol kecil ini cukup sampai kita turun Rinjani. Setidaknya 4x semprot air ini ke wajah bisa save 1 tisu basah dan sampah juga kan.
Otot pegal linu? Pakai salep pegal-pegal malam hari sebelum tidur. Biar besok paginya segar. Pilih salep yang agak mahal karena harga ngga pernah bohong. Karena percuma juga kan banyak-banyak pakai yang ecek-ecek tapi pegalnya ngga berkurang (pengalaman).
Semua perlengkapan tubuh di atas memang sudah menjadi perlengkapan biasa para pendakian gunung. Tetapi kali ini sifatnya cukup memaksa untuk dibawa dan digunakan di Rinjani. Jadi, jangan lupa bawa mereka semua ke Rinjani. Dan jangan hanya melindungi tubuh saat naik gunung tapi tetap waspada saat turun gunung baik dalam atau luar tubuh.