Rumah yang hanya memiliki dapur dan ruang utama yang masing-masing berukuran 6 meter tersebut berisi sebuah tempat tidur, sebuah meja dan tiga buah kursi. Deskripsi diatas menunjukan bahwa orang Bajo Torosiaje sudah puas dengan kehidupan yang sederhana. Menurut mereka yang terpenting adalah perlengkapan yang berhubugan dengan kegiatan mereka dengan laut (menangkap ikan). Hal tersebut memperlihatkan eratnya hubungan antara orang Bajo dengan laut. Oleh karena hal tersebut orang Bajo sangat mencintai perahunya. Bahkan ada orang Bajo yang tinggal dalam rumah perahu (Leppa). Di dalam rumah perahu tersebut biasanyya diisi oleh 5-7 anggota keluarga.
Zacot berusaha untuk mengetahui lebih dalam mengenai kehidupan keluarga dalam leppa, akan tetapi ada beberapa hambatan. Yang pertama, dikarenakan informan merupakan orang Bajo yang sudah tua, maka mereka menggunakan bahasa Bajo yang susah untuk dimengerti. Yang kedua adalah orang Bajo yang tinggal di dalam leppa tersebut tidak nyaman bertemu dengan orang asing. Untuk itulah Zacot tidak dengan mudah mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam bab ini dijelaskan pula bahwa menurut sejarah, masyarakat Bajo terbagi menjadi dua yaitu bangsawan dan budak.
Disimpulkan bahwa urutan status sosial tersebut meniru kebudayaan Bugis atau bahkan, lebih baru lagi, kebudayaan Gorontalo. Ada hal menarik yang diceritakan dalam bab ini yaitu orang Bajo sangat menyukai musik keroncong. Ada empat atau lima buah radio kaset yang akan diperdengarkan bersama-sama oleh seluruh warga. Kehidupan orang Bajo yang sederhana juga berpengaruh dengan kepribadian masing-masing individunya. Mereka adalah pribadi yang rendah hati dan memiliki kebiasaan menjelek-jelekan kesalahan mereka dan orang lainlah yang akan memberikan pujian sebagai timbal baliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar