
Setelah semua bangun dan membawa perlengkapan menuju lokasi sunrise kami bersiap menuju lokasi. Sebenarnya sudah ada beberapa rombongan sudah ada yang jalan terlebih dahulu dan kami merasa kami akan terlambat untuk melihat sunrise. Namun, pemilik penginapan memberitahukan bahwa kami hanya membutuhkan waktu 20 menit dari penginapan menuju lokasi sunrise. Akhirnya, kami pun bergegas masuk ke mobil dan mtancap gas ke TKP.
Keadaan masih gelap diliputi kabut di sisi kiri kanan jalan. Kami mencoba mengikuti petunjuk jalan yang diberitahukan oleh penjaga penginapan. Semakin lama kok semakin sulit rute jalan yang kami lewati. Jalannya menanjak dan banyak batu serta berlubang. Jalan menyempit dan sesekali gas harus memaksa. Corolla tahun 89 seakan terkejut menerima cobaan yang berat di pagi itu. Sedan itu bagaikan mobil Strada yang beroda kecil. Jalur semakin gelap. Dengan keterbatasan alat penerangan yang kami punya, kami terus menelusuri jalur yang tidak berpenghuni sama sekali. Akhirnya, kami sampai di sebuah area yang di depannya benar-benar kosong tidak jelas.

Tanpa menghabiskan waktu yang lebih banyak lagi, kami segera tancap gas, putar balik, dan mencari lokasi sunrise yang sesungguhnya. Layaknya orang asing, kami pun terus bertanya-tanya ke warga sekitar, dimana kami bisa melihat sunrise. Jalan terasa lebih mulus dari sebelumnya. (singkat cerita) Kami sampai di lokasi sunrise.
Daerah di sekeliling tempat ini ditumbuhi dengan tanaman kentang yang daunnya terlihat seperti daun bayam. Kami pun langsung mendaki bukit dengan cekatan mengingat hari sudah mulai terang. Sampai di atas bukit cukup atas, kami menikati Sunrise Dieng walau dengan sedikit napas tergopoh-gopoh. Agung, supir handal, mengeluarkan kamera pocketnya dan kami pun berfoto-foto.
![]() |
Tanaman Kentang |
Setelah puas menikmati sunrise, kami turun dan menuju lokasi wisata berikutnya. Waktu kira-kira menunjukan pukul 8. Kami menuruni bukit dan kembali menumpangi mobil.
Tempat wisata berikutya merupakan icon wisata Diengyaitu Telaga Warna (hijau). Jiwa petualang kami sangat besar disini. Kami pikir jalur dari wisata ini adalah jalan lurus yang bisa mengelilingi danau. ternyata, sudah ada jalur khusus yang disediakan oleh pengelola wisata utuk menikmati objek wisata ini. Waktu itu kami benar-benar mengelilingi danau dengan jarak beratus-ratus meter dengan trek rumput-rumput basah dan tanah agak becek. Ditambah lagi kami sampai mengunjungi sebuah pesanggrahan yang terlihat sangat keramat.
![]() |
Pesanggrahan |
![]() |
Rawa Basah |
![]() |
Tambang Belerang |
![]() |
Telaga Warna |
Yang seharusnya pengunjung hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untu berjalan santai disini, kami sukses menghabiskan waktu 1 jam untuk kembali ke tempat semula. Tetapi semua perjalanan entah salah atau benar, pasti selalu ada hikmahnya. Kalau saya dan kawan-kawan tidak kesasar, kami tidak akan mempunyai foto-foto menarik semacam ini, yang mungkin tidak pernah dimiliki oleh semua orang yang sudah pernah mengunjungi Telaga Warna.
![]() |
Candi Arjuna |
Thanks to: Hafiz (kiri), Asthari (kanan), dan Agung (paling kanan). Guys... You're The Best !
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar