"Journey, it's not about where you go, where you stay, but how you enjoy it with or without friends. Be grateful" - Mine

Sabtu, 06 Agustus 2011

Dieng : Too Sweet Too Forget

Juni 2011
Suhu udara mencapai 15 derajat. Kamar dimana saya beristirahat seperti dikelilingi 3 AC. Tidak dapat dibayangkan betapa dinginnya di luar ruangan. Waktu menunjukan pukul 4 pagi. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya kami akan berangkat melihat sunrise di Dieng.

Setelah semua bangun dan membawa perlengkapan menuju lokasi sunrise kami bersiap menuju lokasi. Sebenarnya sudah ada beberapa rombongan sudah ada yang jalan terlebih dahulu dan kami merasa kami akan terlambat untuk melihat sunrise. Namun, pemilik penginapan memberitahukan bahwa kami hanya membutuhkan waktu 20 menit dari penginapan menuju lokasi sunrise. Akhirnya, kami pun bergegas masuk ke mobil dan mtancap gas ke TKP.
Keadaan masih gelap diliputi kabut di sisi kiri kanan jalan. Kami mencoba mengikuti petunjuk jalan yang diberitahukan oleh penjaga penginapan. Semakin lama kok semakin sulit rute jalan yang kami lewati. Jalannya menanjak dan banyak batu serta berlubang. Jalan menyempit dan sesekali gas harus memaksa. Corolla tahun 89 seakan terkejut menerima cobaan yang berat di pagi itu. Sedan itu bagaikan mobil Strada yang beroda kecil. Jalur semakin gelap. Dengan keterbatasan alat penerangan yang kami punya, kami terus menelusuri jalur yang tidak berpenghuni sama sekali. Akhirnya, kami sampai di sebuah area yang di depannya benar-benar kosong tidak jelas.
Kami satu per satu turun dari mobil untuk mengecek jalur tersebut. Kami cukup dikecohkan oleh kabut pagi itu. Selama 15 menit kami stuck di area ini. Langit sudah terlihat lebih terang dari sebelumnya. Aduh sayang sekali kalau kami tidak sempat menikmati sunrise di Dieng. Akhirnya, ada sebuah cahaya mengarahkan pandangannya ke arah kami. Kami pun perlahan mendekati cahaya tersebut. Dan ternyata ada sekelompok mas-mas bersarung dan berkupluk. Segera kami bertanya area macam apa ini, hehe. Ternyata kami salah besar. Area tersebut bukanlah jalur menuju Sunrise melainkan area pertambangan Pertamina. Pantas saja sepinya minta ampun.
Tanpa menghabiskan waktu yang lebih banyak lagi, kami segera tancap gas, putar balik, dan mencari lokasi sunrise yang sesungguhnya. Layaknya orang asing, kami pun terus bertanya-tanya ke warga sekitar, dimana kami bisa melihat sunrise. Jalan terasa lebih mulus dari sebelumnya. (singkat cerita) Kami sampai di lokasi sunrise. 
Daerah di sekeliling tempat ini ditumbuhi dengan tanaman kentang yang daunnya terlihat seperti daun bayam. Kami pun langsung mendaki bukit dengan cekatan mengingat hari sudah mulai terang. Sampai di atas bukit cukup atas, kami menikati Sunrise Dieng walau dengan sedikit napas tergopoh-gopoh. Agung, supir handal, mengeluarkan kamera pocketnya dan kami pun berfoto-foto.
Tanaman Kentang

Setelah puas menikmati sunrise, kami turun dan menuju lokasi wisata berikutnya. Waktu kira-kira menunjukan pukul 8. Kami menuruni bukit dan kembali menumpangi mobil.
Corola 1989

Tempat wisata berikutya merupakan icon wisata Diengyaitu Telaga Warna (hijau). Jiwa petualang kami sangat besar disini. Kami pikir jalur dari wisata ini adalah jalan lurus yang bisa mengelilingi danau. ternyata, sudah ada jalur khusus yang disediakan oleh pengelola wisata utuk menikmati objek wisata ini. Waktu itu kami benar-benar mengelilingi danau dengan jarak beratus-ratus meter dengan trek rumput-rumput basah dan tanah agak becek. Ditambah lagi kami sampai mengunjungi sebuah pesanggrahan yang terlihat sangat keramat. 

Pesanggrahan

Rawa Basah

Tambang Belerang

Telaga Warna
Yang seharusnya pengunjung hanya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit untu berjalan santai disini, kami sukses menghabiskan waktu 1 jam untuk kembali ke tempat semula. Tetapi semua perjalanan entah salah atau benar, pasti selalu ada hikmahnya. Kalau saya dan kawan-kawan tidak kesasar, kami tidak akan mempunyai foto-foto menarik semacam ini, yang mungkin tidak pernah dimiliki oleh semua orang yang sudah pernah mengunjungi Telaga Warna.

Kami pun berkunjung ke Kawah Singkidah dan Candi Arjuna setelah mengunjungi Telaga Warna



Candi Arjuna

Thanks to: Hafiz (kiri), Asthari (kanan), dan Agung (paling kanan). Guys... You're The Best !

Tidak ada komentar: