"Journey, it's not about where you go, where you stay, but how you enjoy it with or without friends. Be grateful" - Mine

Kamis, 19 Juli 2012

#1 Gunung Papandayan: Depok-Garut-Cisurupan-Camp David!


Halo Papandayan!
Awalnya saya tidak sama sekali mengenal Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Saya tidak tahu bahwa gunung ini memiliki keindahan alam yang beragam. Perjalanan saya dimulai dengan enam orang teman yang dua diantaranya baru saya kenal saat perjalanan baru akan dimulai. Kami menunpangi bis Karunia Bakti AC rute Kp.Rambutan-Garut selama 5 jam. Tiba di terminal Garut pukul 19.00 WIB, kami mencari angkot carter menuju Desa Cisurupan. Kurang lebih 1 jam, kami tiba di Desa Cisurupan. Tidak terlalu sulit mendapatkan transportasi malam itu. Kami bertawar mobil bak untuk melanjutkan perjalanan Desa Cisurupan-Camp David (pos pendakian Gn. Papandayan). Mobil bak hitam berisi 7 orang pun bergerak menanjak sejauh 2 km menuju Camp David. Di atas mobil bak, kami memandangi bintang-bintang yang malu-malu keluar dari sarangnya. Langit terang pertanda cuaca baik untuk pendakian esok pagi. Kami sempat berhenti 20 menit untuk mampir membeli makan malam di warung kecil tidak jauh dari gapura Selamat Datang Desa Cisurupan.

Mobil bergerak kembali namun kali ini jalan sangat berbatu sehingga mobil mengedan. Was-was mendengar suara mobil yang mengerang seperti pesawat hendak lepas landas. Tiba-tiba mobil menyerah. Hal terburuk kami harus jalan menanjak aspal malam itu. Sayangnya, hal buruk itu terhindar dengan kedatangan mobil bak berukuran lebih kecil dari sebelumnya. Akhirnya, kami hanya membayar 70% dari harga aslinya karena kami harus berpindah mobil lain. Sisa perjalanan menuju Camp David dilanjutkan dengan mobil bak yang bersuara lebih mulus dan nyaman.

Suara nyanyian kawula muda dengan gitarnya mulai terdengar. Ternyata kami sudah tiba di Camp David. Fasilitas di Camp David cukup memadai dengan adanya tempat parkir, pos penjaga, warung serta toilet umum. Tubuh mulai menyesuaikan suhu dingin di ketinggian 2000 mdpl. Jelas bahwa pendakian kami sudah diawali dengan menumpangi mobil bak Cisurupan-Camp David, hehe. Kami segera mendaftarkan diri untuk pendakian esok pagi. Bisa dikatakan cukup beruntung karena kami tidak perlu mendirikan tenda di Camp David untuk bermalam. Kami diberikan ruang kecil cukup untuk 7 orang tidur. Ruang ini sesungguhnya berfungsi sebagai pos yang menyediakan lesehan bambu untuk duduk atau berbaring. Di atas bambu inilah, badan 7 manusia malam itu merebahkan diri. Saat itu pukul 23.00 WIB, kami tertidur beralaskan dua sleeping bag yang ditebarkan di atas bambu tadi.

Tak mau tubuhnya kedinginan, salah seorang dari tim kami begitu siap dengan kostum hangatnya sampai-sampai raincoat terpilih menjadi kostum paling luar dari beberapa lapisan kostum sebelumnya. Alhasil, raincoat celana yang terlihat begitu ketat terpaksa robek dan tidak dapat digunakan kembali. Kami hanya dapat tertawa geli melihat aksi teman baru kami itu yang sangat waspada akan dingin.

Jam menunjukan pukul 02.00 WIB, kami semua terbangun karena ada teman kami yang meminta sleeping bag sambil berceloteh,”Sombong banget lo semua kalo ngga pake sleeping bag!”. Saat itu juga, kami semua mengambil sleeping bag masing-masing. Sejujurnya, kami semua kedinginan hanya saja kami sedikit bersandiwara malam itu, hehehe. Pagi hari yang dinanti pun tiba. Cuaca Camp David bersinar sekaligus menggetarkan badan. Dengan cuek, saya mengganti kostum celana pendek hitam dan kaos hitam untuk melawan suhu dingin saat trekking nanti. Kami packing dan bersiap mendaki dimulai pukul 07.00 WIB.

Raincoat All Size

Camp David Pagi Hari
Pos Camp David

Tidak ada komentar: