"Journey, it's not about where you go, where you stay, but how you enjoy it with or without friends. Be grateful" - Mine

Rabu, 03 Agustus 2011

#014 creativeNOTpassive

Ramadhan membawa berkah. Meskipun jam pulang kerja sama aja kaya hari biasa, gw cukup senang dengan kudapan gratis dari kantor untuk berbuka puasa. Biasanya kudapan udah dikasi jam-jam setengah 5 an gitu. Terus gw jadi berasa puasa juga. Karena gw juga menunggu kotak kudapan itu terbuka dan bisa menguyah setiap mahluk yang ada di dalam sana, hehe. Wah... otak gw makin lancar buat bekerja kalo tiap sore dikasi begituan, gratis pula. Istilahnya kaya pas main game, nyawa lo tinggal 1, terus nambah lagi jadi 3, lebay.
(atas: intermezo)


Banyak pengetahuan yang gw dapetin dari hasil diskusi kemaren siang bersama Mas Arya. Gw dan partner setia gw, Azmi, ditugasi untuk mencari 5 iklan yang menurut kita keren. Bukan keren hanya secara visual tapi juga pesan ke konsumen.


Setelah kita share semua iklan yang udah dicari, Mas Arya mulai membagikan ceramah umumnya. Sangatlah penting untuk menciptakan iklan dengan memperhatikan beberapa kategori berikut :
1. Konsumen seperti apa yang kita tuju
2. Cara kita mendekatkan produk dengan konsumen
Semua orang sebenarnya juga tau kategori-kategori di atas tapi apakah berhasil dalam pelaksanaanya?


Kita mau membuat iklan dengan prioritas utama kilen atau buat eskpresi aja. Masih sedikit iklan-iklan di Indonesia yang bisa menyampaikan keduanya. Dalam kategori periklanan award seperti Cannes Lion, iklan-iklan seperti itu sudah menjadi santapan para jawara. Yang perlu disadari adalah orang Indonesia belum bisa sepenuhnya dikasi iklan yang pesannya berlayer-layer. Misalnya, kalo liat iklan di TV atau majalah, mereka akan bilang, "Apa sih maksudnya?"
Kalau macem iklan So NIce, semua orang Indonesia pasti ngerti, hehe


Ide itu simpel, tapi bagaimana ide itu bisa dikemas menjadi sebuah yang besar yang mungkin orang jarang berpikir serius tentang ide tersebut. Yang paling terpenting adalah memulai dengan sesuatu yang dekat dengan konsumen dulu. Bangun awareness mereka tentang produk yang ada (berasa anak manajemen).


Lain lagi dengan PSA atau iklan layanan masyarakat. Orang-orang idealis berpikir kalo pengiklan PSA adalah orang-orang yang ngga punya hati nurani. Apalagi merka yang mendapatkan award di atas penderitaan orang lain. PSA mungkin menjadi iklan tergampang untuk dibuat. Namun, yang membuatnya sulit adalah bagaimana caranya iklan tersebut bisa menggerakan orang lain. Kalo hanya mentok di pesan "Global Warming" tapi orang-orang tetap buang sampah sembarangan, berarti PSA tersebut tidak berhasil. Dan kalo dilihat di Indonesia, memang tidak berhasil (menurut saya). Iklan-iklan tentang pemanasan global masih kurang menampar pipi orang Jakarta. Buktinya masih banyak sampah berkeliaran diman-mana.
Barisan Orang Sholat yang menyamai
warna Jeans (zoom in)


Pembicaraan selanjutnya adalah mengenai art base dan copy base. Pernah kan liat iklan yang cuma gambar doang? Iklan-iklan itu berarti menekankan pada ART BASE (iklan levi's), yaitu kekuatan dari visual yang ditampilkan. Kalo visualnya udah bisa memberikan sejuta pesan, copy dirasa tidak perlu untuk ditampilkan. Tapi ada lagi yang COPY BASE, yaitu kekuatan pada copy (kata-kata). Di saat visualnya tidak secara langsung menyampaikan pesan iklan, copy yang memperkuat pesan tersebut.


Ini semua kembali lagi ke ada cara kerja. Share ide sebanyaknya baru dipikir relevannya ke produk. Tapi kadang malas ya kalo udah buat banyak ide sedikit atau bahkan ngga ada yang dikepake. Hikmahnya adalah ngelatih pikiran dan skill untuk menemukan hal-hal yang lebih dari biasa.


Beberapa iklan pemenang Cannes Lion dari Lowe Indonesia
"YOU EAT WHAT YOU TOUCH "- Lifebouy Hands Sanitizer 
"SEE WHAT YOU CAN SWITCH ON, WHEN THE SCREEN IS OF" -UNICEF

#013 creativeNOTpassive

"Waktu tidak terbatas, Ide harus di ambang batas walau disampaikan dengan terbatas" (Stenisia, 2011)

Ironisnya Jakarta dalam Kajian Wilayah Terminal Blok M

Asap berpuluh-puluh bis-bis segede gaban dengan santai hilir mudik ke pernapasan semua orang. Gw ngga ngebayangin orang-orang yang tiap hari nyari duit deket terminal ini. Kalo supir dan pengamen sih udah ngga aneh lagi bau badannya kaya apa. Bau asap sama knalpot banget pasti. Nah, kalo penjual makanan, minuman, atau gorengan-gorengan gt apa ngga kotor ya jualannya? Dan kenapa orang-orang kantoran kuat banget tiap hari menghadapi rutinitas yg kotor dan jahanam seperti ini?

Malam itu, perut gw laper banget setelah magang. Gw pikir kalo nanti macet, pasti stres banget nahan lapar di bis. Kaki melangkah menuju terminal. Mata jelalatan liat penjual gorengan yang ngejejer di terminal. Hadeh. Gw agak dilema antara laper dan ngga tega sama perut untuk mengisi dengan sesuatu yang kayanya hanya cantik tampak luar, yaitu gorengan. Apa daya perut lapar. Tangan pun mulai menunjuk 2 tahu dan 2 pisang goreng. Wah, masih panas  dan murah meriah.enyaak..

Yaampun enak banget gorengan ini. Gw makan semuanya di dalam bis. Abis makan, gw baru sadar kalo itu gorengan dibeli di tukang gorengan yang gerobak jualannya benar-benar OUTDOOR. Bukan semi Outdoor lagi, haha. Kecenderungan kontaminasi debu dan asap dan kuman-kuman dan semua-semua keringat yang mungkin mengucur dari abangnya ngeblend jadi satu. Mata gw kaya dibutain gitu sama kelaparan pas beli gorengan di abang itu. Duh, tapi tetep aja tuh gorengan laku. Inilah salah satu contoh ironis hidup di Jakarta, Kenyang tapi jorok.

Buat orang-orang yang ngantor di Blok M, kehidupan terminal mungkin menjadi hal yang sangat lumrah. Terutama buat mereka yanng setiap hari naik turun bis pulang-pergi kantor. Gw ga bisa ngebayangin setiap hari dengan rutinitas kantor, mereka harus menghadapi terminal dan bis-bis padat merayap. Belum lagi wangi bis AC yang walaupun adem terkadang diusik dengan bau badan yang sudah seharian lelah bekerja. Bahasa singkatnya bau badan. Kalo gw sih udah gila kali setiap hari kaya gitu. Padat, lelah, penat, ditambah asap pekat.

Kadang kalo gw pulang dari magang, naik bis tujuan bekasi barat dari blok M, gw cuma bisa bersyukur sama Tuhan masih ngasi kesempatan untuk bisa ngerasain hal-hal kaya gini di Jakarta. Jakarta yang suka pura-pura buta sama kotor dan sumpek.

Tapi sayangnya Jakarta membalas pernyataan di atas, "Gw ngga pernah ngundang lo kemarih". Setelah berkata-kata, Jakarta pun menutup dengan nyanyian, "Jangan memilih aku, jika kau tak sanggup setiaa..kau tak mengerti aku, diriku,...."(Terputus). Jakarta akhirnya tertidur setelah sekian lama ga pernah tidur-"Jakarta Never Sleeps".