"Journey, it's not about where you go, where you stay, but how you enjoy it with or without friends. Be grateful" - Mine

Minggu, 30 September 2012

Thailand: Tips Berkomunikasi dengan Orang Thai

Seperti kita ketahui, bahasa Thailand tidak ditulis dengan huruf latin. Hurufnya kurang lebih seperti huruf-huruf sansekerta yang keriting-keriting itu. Kebanyakan orang asing akan merasa tersiksa melihat petunjuk-petunjuk jalan yang nama jalannya ditulis dengan huruf-huruf sansekerta. Itulah yang saya rasakan ketika bekerja di Thailand selama dua minggu. Mau kemana-mana susah. Mau tidak mau, harus betul-betul tau nama jalan yang kita tuju terutama ketika menumpang kendaraan umum, seperti bus, taksi, tuk-tuk atau ojeg.

Tiket Perahu dari Dynasty Hotel-Pratunam 20 baht
Bagaimana kalau mau belanja di Thailand? Jangan samakan hidup belanja di Thailand dengan Singapur karena tidak semua penjual baju, makanan, atau minuman bisa berbicara bahasa Inggris. Keahlian berbahasa inggris orang Thai cukup lemah. Namun, beberapa penjual mengerti angka-angka dalam bahasa Inggris untuk menjual barang mereka. Tapi jangan panjang-panjang juga berbicara bahasa Inggris dengan mereka. Dijamin ngga ngerti. Sebenarnya sama aja kaya kita yang mungkin hanya ngerti sedikit angka dalam bahasa Thailand tapi tidak mengerti kalau si penjual nyerocos panjang udah kaya senjata perang.

Lalu gimana menghadapi kenyataan ketidaklakuan huruf latin dan bahasa Inggris di Thailand? Sedikit tips cara berkomunikasi dengan orang Thai untuk kalian yang ingin berlibur ke Thailand.

1. Sapaan dan Terimakasih 
Orang Thai terkenal dengan keramahannya karena mereka selalu menyapa dengan sapaan khas mereka. Semua sapaan selamat dari pagi hingga malam atau selama datang disamakan semuanya dalam bahasa Thailand, yaitu "Sawadee Kaa" (perempuan) dan "Sawadee Kap" (laki-laki). Perempuan selalu menggunakan akhiran -Kaa sedangkan laki-laki selalu menggunakan akhiran -Kap. Begitu pula dengan ucapan Terima Kasih bahasa Thailand. Laki-laki berkata,"Kop Khun Kap" sedangakan perempuan berkata,"Kop Khun Kaa". Dan orang Thailand kalau bilang "Iya" cukup berkata "Kaa!" atau "Kap!"

2. Belajar menghafal angka Thailand
Belajar angka sangat berguna ketika ingin membeli makanan, naik ojek (tawar harga), atau belanja baju. Karena keperluan untuk membeli dan berbelanja sangat mendesak di Thailand, berikut saya akan informasikan bahasa jual-beli singkat di Thailand.

Buyer: Ani torai ka/kap? (how much the cost?)\
Seller: Song roy baht (twenty hundred baht)
Buyer: Lo dai ka/kap? (can I bargain?)
Seller: Dai (Yes, you can)/ Mai Dai (No, you can't)

Berikut angka-angka dalam bahasa Thai:
1: Neng. 2: Song. 3: Sam. 4: Si. 5: Ha. 6: Hok. 7: Cet. 8: Pet. 9: Kao. 10: Sip
Puluhan: Sip. contoh: 50=Ha Sip, 45=Si Sip Ha
Ratusan: Roy. contoh: 100=Neng Roy, 200=Song Roy, 250=Song roy ha sip, 275=Song Roy Cet Sip Ha, dan sebagainya....

Cobalah menggunakan bahasa inggris terlebih dahulu untuk membeli barang. Ada penjual yang ditanya pakai Bahasa Inggris, balasnya pakai bahasa Thai. Ada penjual yang ditanya pakai bahasa Thai, balasnya pakai bahasa Inggris. Serba salah. Tapi kalau tukang ojek, kondektur bus dan perahu udah pasti tidak bisa bahasa Inggris. Tukang taksi hanya sedikit yang bisa bahasa Inggris. Saya pernah naik taksi sendirian sekitar pukul 21.00 WIB menuju hotel. Saya bilang alamat hotel saya: "Ramkamheng Sam Sip Ha", "Ramkamheng 35". Si supir dengan usahanya yang keras mengajak saya berbicara bahasa Inggris. Terpaksa malam itu saya harus belajar listening bahasa Inggris ala Thailand. Nyeraaah! Yang penting dia bisa antar saya sampai depan hotel apapun yang dia katakan, saya menjawab sebisa yang saya mengerti.

Saya juga sempat melakukan tawar menawar dengan tukang ojek. Namun tidak berpengaruh sama sekali dan saya harus bayar ojek Neng Roy Ha Sip atau 150 baht (Rp45.000). Saya paling takut kalau ada tukang ojek berbicara bahasa Thai. Lebih baik bisu. Sialnya, kacamata saya terbang karena angin kencang saat naik ojek. Untungnya waktu itu, saya sedang dalam perjalanan pulang ke hotel. Kalau tidak, bisa-bisa jadi orang buta dan bisu malam itu. hehe

3. Tulis Alamat Tujuan atau Hotel Dimana Kita Tinggal


Airport Link dalam Huruf Thailand
Ketika kalian ingin bepergian ke suatu tempat dengan kendaraan umum, hafalkan nama tempat tujuan. Apabila sulit, minta teman, orang Hotel, atau siapa pun yang bisa menulis huruf Thailand di secarik kertas. Hal ini untuk mempermudah komunikasi dengan tukang ojeg, perahu, tuk-tuk, taksi, atau kondektur bus. Hal ini juga memperkecil kemungkinan kalian nyasar ketika kembali ke hotel. Maka dari itu, yang paling praktis sebenarnya minta saja kartu nama hotel karena disitu sudah pasti ada alamat bahkan peta letak hotel tersebut. Simpan di tempat yang mudah dan cepat dijangkau. Usahakan jangan ditaro di dompet. Karena kalau dibutuhkan harus mengeluarkan dompet yang mana tidak aman.

Perlu diketahui pula bahwa orang Thai tidak mengenal kata Bangkok sebagai ibukotanya. Alasannya adalah Bangkok lebih dikenal orang Thai dengan nama Kunthep. Wisatawan asing dan peta menyebutnya Bangkok. Tidak perlu tahu tulisannya bagaimana yang penting bisa bicaranya. Namun, di sisi lain, kita perlu tahu tulisan-tulisan tertentu seperti nama jalan untuk kepraktisan dan keamanan. Berhati-hati juga dengan barang bawaan ketika berbelanja atau menumpangi kendaraan umum karena sekali lagi, kota Bangkok tidak seperti Singapur yang aman dan rapi.

Thailand: Telur Dadar Penyelamat

Dua minggu di Thailand membuat saya gerah bertemu Tom Yum. Makanan satu ini memang selalu hadir di setiap meja makan restoran Thailand. Meskipun Tom Yum dari satu restoran ke restoran lain menyajikan Tom Yum yang berbeda-beda, saya tetap berkata tidak untuk Tom Yum. Rasa asam yang berlebih tidak menggoda lidah saya untuk mencicipi Tom Yum tiap kali makan.

Rasa makanan Thailand kurang pas dengan lidah saya. Makanan Thailand jarang menggunakan kecap manis. Menurut info yang saya dapatkan dari teman, Thailand cuma punya kecap asin. Kebanyakan rasa asin bukan dari garam tapi dari rasa kecap asin, Mau dibilang apapun enaknya Tom Yum tetap tidak sehati. Sama aja kaya perasaan saya dengan makanan Jepang Sushi. Intinya, saya kurang sejiwa dengan Tom Yum dan Sushi.

Tom Yum memang makanan khas Thailand. Tapi sesungguhnya menu masakan Thailand tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Disana juga ada kangkung sebagai sayur andalan di tiap restoran. Dan satu lagi makanan yang sepertinya semua orang Indonesia pasti suka. Ya, telur dadar!
A: "Jauh-jauh ke Thailand makan telur dadar?"
B: "Emang orang Thailand ngga boleh goreng telur dadar?"
hahaha

Bagi tamu yang pernah saya bawa saat tour, telur dadar itu jadi penyelamat ketidaknafsuannya dengan makanan Thailand. Mau dimana pun restorannya, mahal atau murah pasti ada telur dadar. Perjumpaan dengan telur dadar di meja-meja makan restoran Thailand terasa seperti makan di meja makan negara sendiri. Dan tidak ada telur dadar yang tersisa di meja makan orang Indonesia. hehehe